Serial Marketisasi Syiar
Syi'ar On SERVICE
Hari ini yang akan menjadi pertanyaan yang cukup tepat bagi ADK terkait
Dakwah Kampus berbasis Syiar (DK1) atau Amal Syiar adalah “Apa yang
tidak saya ketahui tentang Dakwah Syiar-DK1 atau Amal Syiar?” karena
insyaAllah kita berkhusnudzon setiap ADK sudah sangat faham terkait
Dakwah Syiar. namun pertanyaan berikutnya yang akan muncul “Mengapa kini
terjadi Stagnasi –kemandekan- dalam amal-amal Syiar
kita?” “Apa dan dimana kekurangannya?” dan tulisan ini setidaknya dalam
sebuah irama yang sama untuk pelan-pelan kita menjawab optimisme,
stagnasi, dan kekurangan Dakwah Syiar kita. Sekarang, Yuk kita
sama-sama ingat kembali!, setidaknya secara sederhana akan ada 2 hal
pokok yang menjadi titik tekan didalam amal-amal Syiar kita, menjadi
bidang garap utama bagi amal Syiar kita, diantaranya :
Pertama, Syiar artinya Booming Keislaman,
Bagaimana karakter dan suasana keislaman dapat dirasakan secara “BOOM”
oleh setiap Civitas Akademika (CA) di kampus, baik tampilan dzohir
sekaligus esensi kita upayakan agar tewacanakan dan terinternalisasi
didalam setiap individu CA (mempengaruhi perspektif berfikir hingga aplikasi sikap yang dikeluarkan),
hal tersebut dapat diupyakan secara integral, maksimal dan optimal
melalui penggarapan agenda dan seruan keislaman secara serius,
memanfaatkan media maupun ADK, pemanfaatan momen-momen Hari Besar Islam
maupun Nasional, serta berupaya selalu menjadi Leader Opinion dan Issue
Maker di kampus, sehingga apa yang dibicarakan, apa yang difikirkan dan
apa yang diputuskan oleh CA menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam
upaya perbaikan keislaman di kampus, serta penting agar upaya-upaya
tersebut dilakukan secara berkesinambungan.
Kedua, Syiar artinya Pelayanan (Service), Bagaimana kita
dapat memberikan pelayanan syiar terbaik untuk memenuhi kebutuhan
keberislaman CA, masyarakat kampus khususnya dan masyarakat disekitar
atau diluar kampus umumnya dan agar pelayanan kita tepat guna maka
penting juga agar kita mengetahui apa sebenarnya yang dibutuhkan oleh
CA atau objek dakwah kita, bisa jadi pemenuhan kebutuhan “perut” objek
dakwah kita, dapat menjadi awal yang baik dalam pemenuhan kebutuhan
“Otak dan Hati” objek dakwah kita. Untuk kemudian mereka menjadi orang
yang simpati dan yang beramal jama’i dalam amal-amal dakwah kita.
Selain itu, kita tidak boleh mengesampingkan peran Capital (Dana)
disetiap aktifitas amal syiar kita, karena dapat dipastikan bahwa ‘BOOM’
dan ‘SERVICE’ memerlukan rupiah yang tidak sedikit. Serta, kita tidak
boleh pula melupakan proses transformasi setiap upaya dan capital
kita menuju agenda-agenda Nukhbawi (kaderisasi) yang kita siapkan,
bagaimana keseriusan kita dalam ‘BOOM’ dan ‘SERVICE’ merupakan
keseriusan pula dalam kita mengelola kaderisasi dan profesionalitas
lembaga dakwah kita (LDS).
Hari ini kita akan membahas dan mendiskusikan amal Syiar dalam persfektif yang santai, nyaman dan menyenangkan (insyaAllah..),
kita akan akan lebih banyak berbincang dan berdiskusi tentang sebuah
perangkat syiar yang bersifat perangkat tambahan dalam amal Syiar kita.
Tentu tanpa meninggalkan hal-hal pokok yang tentunya kita sudah harus
fahami, misalnya apa tujuan atau “mau dibawa kemana” amal syiar kita,
apa fungsi amal Syiar, apa saja ‘job desk’nya, bagaimana alur kerjanya
(POACE), dan bagaimana manajemennya. InsyaAllah bisa kita temukan
didalam buku Risalah Manajemen Dakwah Kampus BAB V dalam edisi
revisiednya, (sekaligus memngingatkan untuk senantiasa kita tingkatkan budaya BACA, TULIS dan DISKUSI). So… Ojo lali di woco RMDKnya.
Ya, hari ini kita akan sama-sama belajar bagaimana memarketingkan Syiar
kita, menerapkan beberapa ilmu dasar marketing didalam amal Syiar kita.
Kita akan sama-sama memperbaiki tampilan serta konten dari Syiar-syiar
yang biasa kita lakukan. Dan kita akan sebut kumpulan-kumpulan bahan
diskusi kita ini dengan nama ‘Serial Marketisasi Syiar’.
Ok, hari ini kita akan mulai dengan memperbaiki Pelayanan Syiar kita,
Syiar on SERVICE. Ikhwatifillah, semoga kita tetap ingat bahwa kerangka
kerja dan amal-amal kita adalah pelayanan. Disamping kita sedang
memperluas lingkup dakwah kampus kita (DK2, DK3, dst) dan memperkokoh
kaderisasi (DK0 -nol-) kita melalui pertumbuhan dan
pertambahan kader kita, coba kita ingat kembali bahwa dakwah kita on
base adalah melayani. Termasuk pula amal Syiar kita adalah SERVICE.
Untuk itu Sekarang yuk kita ingat kembali bahwa Melayani atau Service
is…
1. Solution : Menjadi Solusi nyata bagi kebutuhan Objek Dakwah
Sehingga perlu kita mengupayakan bahwa amal syiar dan kerja LDS kita
merupakan upaya kita menjadi Problem Solver ditengah-tengah Objek Dakwah
kita, sehingga sekali lagi kita perlu tahu apa masalah, problem atau
kebutuhan CA/OD kita. Sehingga kita bergerak dan beramal berbasis data
dan kebutuhan, agar tidak ada kemubaziran upaya, tenaga dan capital yang
kita keluarkan.
2. Memorable Experiepence :
Bagaimana kita menciptakan pengalaman positif yang tak terlupakan pada
service yang kita berikan kepada objek dakwah kita berupa Emotional Benefit, selain Fungtional Benefit
berupa agenda-agenda dan media keislaman. Sehingga pengalaman yang
berkesan tersebut akan diceritakan kepada orang lain dan akan mengajak
orang lain untuk mendapatkan pengalaman positif yang sama.
Emotional value, merupakan nilai sebuah perasaan ketika Objek Dakwah
mengalami suatu perasaan yang positif dari suatu pelayanan yang kita
berikan. Ini bisa dimunculkan dengan membuat suatu pengalaman dimana hal
itu harus dilakukan dengan suatu personal way (Dakwah
Fardiyah). Misalnya Memberikan hadiah secara langsung pada orang yang
bersangkutan, tanpa dijanjikan terlebih dahulu sebelumnya.
3.Value Added
: Memberikan nilai tambah secara berkesinambungan sehingga dapat
memberikan kepuasan/ketenangan terhadap objek dakwah kita, baik
penambahan nilai Ruhiyah, Fikriyah, Jasadiyah dan jika memungkinkan
sedikit Maliyah. Hal tersebut terlihat melalui semakin lamanya seorang
objek dakwah itu berinteraksi dengan dakwah kita maka peningkatan
kapasitas Ruhiyah melalui peningkatan Amalan Yauminya, peningkatan
kapasitas Fikriyah melalui peningkatan wawasan intlektualnya dan
perbaikan Jasadiyah melalui perbaikan tampilan fisik keislamannya
(ex:jilbab yang semakin rapi dan pakaian yang semakin menutup aurat)
serta perbaikan maliyah melalui bantuan memperoleh beasiswa melalui
Advokasi, Baitul Mal Kader atau penambahan softskill kewirausahaan. Hal
tersebut akan menjadi nilai tambah yang tak terlupakan.
4. Realibility and Responsivness : Sejauh apa kita bisa memenuhi apa yang kita janjikan dan tawarkan kepada Objek Dakwah kita.
Jangan takut menjajikan Value Added namun juga jangan berlebihan. Maka,
jangan sekali-kali berjanji kepada objek dakwah kita, jika kita masih
ragu-ragu apakah bisa memenuhinya atau tidak. Kita harus yakin ‘125
persen’ bahwa kita dapat memberikan apa yang kita janjikan. Namun,
janganlah sesekali kita membohongi Objek Dakwah kita! Karena, sekali
kita membohongi mereka, maka bisa jadi selamanya ia takkan mempercayai
kita dan mungkin tidak hanya itu, ia juga akan marah, kecewa dan bahkan
menjadikan kita musuh yang tak termaafkan.
5. Empathy, kemampuan memahami diri Objek Dakwah kita.
Ada ungkapan yang mengatakan “Customers are Our Children”. Nah itu tadi
Customers bagaimana halnya dengan Objek Dakwah kita. Jadi, melayani itu
harus dengan Hati dan haruslah selalu bisa mengendalikan emosi, bisa
jadi kita yang harus sering mengalah. Maka perlakukanlan Objek Dakwah
kita layaknya anak-anak kita sendiri. Memberikan kasih sayang, dan
perhatian dengan tulus, walaupun terkadang dibutuhkan ketegasan yang
tidak kalah tulusnya. So.. Now Objek Dakwah are Our Children.
6. Tangible, tampilan fisik yang membuat suatu layanan akan lebih baik.
inilah tempat dimana kita belajar memperbaiki penampilan fisik ADK
maupun tampilan agenda-agenda dakwah Syiar kita, masihkah ada kesan
angker, eksklusif, dan tidak bersahabat yang tercermin dari ADK atau
agenda-agenda dakwah kita. Bisa jadi konten/esensi yang kita bawa
melalui ADK dan Agenda-agenda dakwah baik namun ditinggalkan banyak
orang karena kemasan dan kesan yang ‘menyeramkan’. Kini saatnya kita
merubah wajah dakwah syiar kita, tanpa melunturkan esensi/konten dakwah
kita.
Semoga kita bisa memperbaiki kualitas SERVICE kita, dan kita perlu
melihat kembali proker-proker amal syiar kita apakah sudah tepat
sasaran, kepada siapakah agenda-agenda pelayanan kita kita peruntukan.
Berbasis data dan kebutuhan Civitas Akademika (Objek Dakwah) kita
ataukah berbasis asumsi seolah-olah kebutuhan, namun ternyata hanya
dinikmati oleh beberapa ADK saja. Kita sudah harus bisa membedakan
antara proker-proker pelayanan Syiar dan agenda-agenda nukhbawi
(kaderisasi).
Wallahu ‘alam.
[Diresume oleh akhina Nan Ady Wibowo/Ketua Umum Mentoring XXVI]
Referensi:
Risalah Manajemen Dakwah Kampus edisi Revisied, GAMAIS Publishing
Hermawan Kerta jaya on SERVICE, Serambi Publishing