Rabu, 06 Februari 2013

Syi'ar On SERVICE

Serial Marketisasi Syiar

Syi'ar On SERVICE

Hari ini yang akan menjadi pertanyaan yang cukup tepat bagi ADK terkait Dakwah Kampus berbasis Syiar (DK1) atau Amal Syiar adalah “Apa yang tidak saya ketahui tentang Dakwah Syiar-DK1 atau Amal Syiar?” karena insyaAllah kita berkhusnudzon  setiap ADK sudah sangat faham terkait Dakwah Syiar. namun pertanyaan berikutnya yang akan muncul “Mengapa kini terjadi Stagnasi –kemandekan- dalam amal-amal Syiar kita?” “Apa dan dimana kekurangannya?” dan tulisan ini setidaknya dalam sebuah irama yang sama untuk pelan-pelan kita menjawab optimisme, stagnasi, dan kekurangan Dakwah Syiar kita. Sekarang,  Yuk kita sama-sama ingat kembali!, setidaknya secara sederhana akan ada 2 hal pokok yang menjadi titik tekan didalam amal-amal Syiar kita, menjadi bidang garap utama bagi amal Syiar kita, diantaranya :
Pertama, Syiar artinya Booming Keislaman, Bagaimana karakter dan suasana keislaman dapat dirasakan secara “BOOM” oleh setiap Civitas Akademika (CA) di kampus, baik tampilan dzohir sekaligus esensi kita upayakan agar tewacanakan dan terinternalisasi didalam setiap individu CA (mempengaruhi perspektif berfikir hingga aplikasi sikap yang dikeluarkan), hal tersebut dapat diupyakan secara integral, maksimal dan optimal melalui penggarapan agenda dan seruan  keislaman secara serius, memanfaatkan media maupun ADK, pemanfaatan momen-momen Hari Besar Islam maupun Nasional, serta berupaya selalu menjadi Leader Opinion dan Issue Maker di kampus, sehingga apa yang dibicarakan, apa yang difikirkan dan apa yang diputuskan oleh CA menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya perbaikan keislaman di kampus, serta penting agar upaya-upaya tersebut dilakukan secara berkesinambungan.
Kedua, Syiar artinya Pelayanan (Service), Bagaimana kita dapat memberikan pelayanan syiar terbaik untuk memenuhi kebutuhan keberislaman CA, masyarakat kampus khususnya dan masyarakat disekitar atau diluar kampus umumnya dan agar pelayanan kita tepat guna maka penting juga agar kita  mengetahui apa sebenarnya yang dibutuhkan oleh CA atau objek dakwah kita, bisa jadi pemenuhan kebutuhan “perut” objek dakwah kita, dapat menjadi awal yang baik dalam pemenuhan kebutuhan “Otak dan Hati” objek dakwah kita. Untuk kemudian mereka menjadi orang yang simpati dan yang beramal jama’i dalam amal-amal dakwah kita.
Selain itu, kita tidak boleh mengesampingkan peran Capital (Dana) disetiap aktifitas amal syiar kita, karena dapat dipastikan bahwa ‘BOOM’ dan ‘SERVICE’ memerlukan rupiah yang tidak sedikit. Serta, kita tidak boleh pula melupakan proses transformasi setiap upaya dan capital kita menuju agenda-agenda Nukhbawi (kaderisasi) yang kita siapkan, bagaimana keseriusan kita dalam ‘BOOM’ dan ‘SERVICE’ merupakan keseriusan pula dalam kita mengelola kaderisasi dan profesionalitas lembaga dakwah kita (LDS).
Hari ini kita akan membahas dan mendiskusikan amal Syiar dalam persfektif yang santai, nyaman dan menyenangkan (insyaAllah..), kita akan akan lebih banyak berbincang dan berdiskusi tentang sebuah perangkat syiar yang bersifat perangkat tambahan dalam amal Syiar kita. Tentu tanpa meninggalkan hal-hal pokok yang tentunya kita sudah harus fahami, misalnya apa tujuan atau “mau dibawa kemana” amal syiar kita, apa fungsi amal Syiar, apa saja ‘job desk’nya, bagaimana alur kerjanya (POACE), dan bagaimana manajemennya. InsyaAllah bisa kita temukan didalam buku Risalah Manajemen Dakwah Kampus BAB V dalam edisi revisiednya, (sekaligus memngingatkan untuk senantiasa kita tingkatkan budaya BACA, TULIS dan DISKUSI). So… Ojo lali di woco RMDKnya. Ya, hari ini kita akan sama-sama belajar bagaimana memarketingkan Syiar kita, menerapkan beberapa ilmu dasar marketing didalam amal Syiar kita. Kita akan sama-sama memperbaiki tampilan serta konten dari Syiar-syiar yang biasa kita lakukan. Dan kita akan sebut kumpulan-kumpulan bahan diskusi kita ini dengan nama ‘Serial Marketisasi Syiar’.
Ok, hari ini kita akan mulai dengan memperbaiki Pelayanan Syiar kita, Syiar on SERVICE. Ikhwatifillah, semoga kita tetap ingat bahwa kerangka kerja dan amal-amal kita adalah pelayanan. Disamping kita sedang memperluas lingkup dakwah kampus kita (DK2, DK3, dst) dan memperkokoh kaderisasi (DK0 -nol-) kita melalui pertumbuhan dan pertambahan kader kita, coba kita ingat kembali bahwa dakwah kita on base adalah melayani. Termasuk pula amal Syiar kita adalah SERVICE. Untuk itu Sekarang yuk kita ingat kembali bahwa Melayani atau Service is…
1. Solution : Menjadi Solusi nyata bagi kebutuhan Objek Dakwah
Sehingga perlu kita mengupayakan bahwa amal syiar dan kerja LDS kita merupakan upaya kita menjadi Problem Solver ditengah-tengah Objek Dakwah kita, sehingga sekali lagi kita perlu tahu apa masalah, problem atau kebutuhan CA/OD kita. Sehingga kita bergerak dan beramal berbasis data dan kebutuhan, agar tidak ada kemubaziran upaya, tenaga dan capital yang kita keluarkan.
2. Memorable Experiepence :
Bagaimana kita menciptakan pengalaman positif yang tak terlupakan pada service yang kita berikan kepada objek dakwah kita berupa Emotional Benefit, selain Fungtional Benefit berupa agenda-agenda dan media keislaman. Sehingga pengalaman yang berkesan tersebut akan diceritakan kepada orang lain dan akan mengajak orang lain untuk mendapatkan pengalaman positif yang sama.
Emotional value, merupakan nilai sebuah perasaan ketika Objek Dakwah mengalami suatu perasaan yang positif dari suatu pelayanan yang kita berikan. Ini bisa dimunculkan dengan membuat suatu pengalaman dimana hal itu harus dilakukan dengan suatu personal way (Dakwah Fardiyah). Misalnya Memberikan hadiah secara langsung pada orang yang bersangkutan, tanpa dijanjikan terlebih dahulu sebelumnya.
3.Value Added : Memberikan nilai tambah secara berkesinambungan sehingga dapat memberikan kepuasan/ketenangan terhadap objek dakwah kita, baik penambahan nilai Ruhiyah, Fikriyah, Jasadiyah dan jika memungkinkan sedikit Maliyah. Hal tersebut terlihat melalui semakin lamanya seorang objek dakwah itu berinteraksi dengan dakwah kita maka peningkatan kapasitas Ruhiyah melalui peningkatan Amalan Yauminya, peningkatan kapasitas Fikriyah melalui peningkatan wawasan intlektualnya dan perbaikan Jasadiyah melalui perbaikan tampilan fisik keislamannya (ex:jilbab yang semakin rapi dan pakaian yang semakin menutup aurat) serta perbaikan maliyah melalui bantuan memperoleh beasiswa melalui Advokasi, Baitul Mal Kader atau penambahan softskill kewirausahaan. Hal tersebut akan menjadi nilai tambah yang tak terlupakan.
4. Realibility and Responsivness : Sejauh apa kita bisa memenuhi apa yang kita janjikan dan tawarkan kepada Objek Dakwah kita.
Jangan takut menjajikan Value Added namun juga jangan berlebihan. Maka, jangan sekali-kali berjanji kepada objek dakwah kita, jika kita masih ragu-ragu apakah bisa memenuhinya atau tidak. Kita harus yakin ‘125 persen’ bahwa kita dapat memberikan  apa yang kita janjikan. Namun, janganlah sesekali kita membohongi Objek Dakwah kita! Karena, sekali kita membohongi  mereka, maka bisa jadi selamanya ia takkan mempercayai kita dan mungkin tidak hanya itu, ia juga akan marah, kecewa dan bahkan menjadikan kita musuh yang tak termaafkan.
5. Empathy, kemampuan memahami diri Objek Dakwah kita.
Ada ungkapan yang mengatakan “Customers are Our Children”. Nah itu tadi Customers bagaimana halnya dengan Objek Dakwah kita. Jadi, melayani itu harus dengan Hati dan haruslah selalu bisa mengendalikan emosi, bisa jadi kita yang harus sering mengalah. Maka perlakukanlan Objek Dakwah kita layaknya anak-anak kita sendiri. Memberikan kasih sayang, dan perhatian dengan tulus, walaupun terkadang dibutuhkan ketegasan yang tidak kalah tulusnya. So.. Now Objek Dakwah are Our Children.
6. Tangible, tampilan fisik yang membuat suatu layanan akan lebih baik.
inilah tempat dimana kita belajar memperbaiki penampilan fisik ADK maupun tampilan agenda-agenda dakwah Syiar kita, masihkah ada kesan angker, eksklusif, dan tidak bersahabat yang tercermin dari ADK atau agenda-agenda dakwah kita. Bisa jadi konten/esensi yang kita bawa melalui ADK dan Agenda-agenda dakwah baik namun ditinggalkan banyak orang karena kemasan dan kesan yang ‘menyeramkan’. Kini saatnya kita merubah wajah dakwah syiar kita, tanpa melunturkan esensi/konten dakwah kita.
Semoga kita bisa memperbaiki kualitas SERVICE kita, dan kita perlu melihat kembali proker-proker amal syiar kita apakah sudah tepat sasaran, kepada siapakah agenda-agenda pelayanan kita kita peruntukan. Berbasis data dan kebutuhan Civitas Akademika (Objek Dakwah) kita ataukah berbasis asumsi seolah-olah kebutuhan, namun ternyata hanya dinikmati oleh beberapa  ADK saja. Kita sudah harus bisa membedakan antara proker-proker pelayanan Syiar dan agenda-agenda nukhbawi (kaderisasi).
Wallahu ‘alam.
[Diresume oleh akhina Nan Ady Wibowo/Ketua Umum Mentoring XXVI]

Referensi:
Risalah Manajemen Dakwah Kampus edisi Revisied, GAMAIS Publishing
Hermawan Kerta jaya on SERVICE, Serambi Publishing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nama:
E-Mail: